Menikmati Sensasi Gerhana Matahari Total Di Kalimantan Selatan
AdeevaTravel - Kalimantan Selatan adalah salah satu propinsi di Indonesia yang akan dilalui Gerhana Matahri Total pada 9 Maret 2016 yang akan datang mengajak para wisatawan untuk bersama-sama menikmati Kegelapan Sempurna Gerhana Matahari Total di sejumlah kota yang akan dilaluinya seperti di Amuntai, Paringin atau Tanjung.
Di kota Amuntai yang terletak di Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kota Paringin di Kabupaten Balangan, Gerhana Matahri Total akan muncul pada pukul 07.24 WITA dan mencapai puncaknya pada pukul 08.31 - 08.32 WITA dan berakhir pada pukul 09.49 WITA. Sementara di Kota Tanjung di Kabupaten Tabalong, Gerhana Matahari Total akan dimulai pada pukul 07.24 WITA dan mencapai puncaknya pada pukul 08.31 - 08.33 WITA dan akan berakhir pada pukul 09.49 WITA.
Menikmati Sensasi Gerhana Matahari Total yang bertajuk "Berburu Bayangan" ini digagas oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporbudpar) Kalimantan Selatan ini akan disertai dengan berbagai kegiatan seperti Shalat Gerhana Matahari Total, penampilan seni budaya serta Wisata Kuliner serta kegiatan pendukung lainnya seperti Pagelaran Musik Islami, Pengamatan GMT dan Gowes Sepeda Santai, Games Astronomic buat para pelajar, Lari Cross Country Mengejar Matahari, Pameran Kuliner dan Kerajinan.
Pada acara ini panitia pelaksana juga telah menyediakan Teropong Bintang bantuan dari Kementerian Pariwisata, Sauvenir seperti payung dan kaos serta sarana tenda untuk mengantisipasi terjadinya hujan.
Melalui acara ini Pemerintah Kabupaten yang ada di Kalimantan Selatan juga akan memperkenalkan Destinasi Pariwisata yang ada seperti Masjid Raya Amuntai, Candi Agung, Pasar Kerajinan dan Kerbau Rawa, Masjid Al-Akbar, Makam Datu Kandang Haji, Gunung Hantanung dan Danau Danuh Bahiru, Tanjung Puri hingga Air Terjun Riam Mambanin yang ada di Kabupaten Tabalong.
Berikut Destinasi Pariwisata Kalimantan Selatan yang wajib Anda kunjungi.
1. Masjid Raya Amuntai
Masjid Raya Amuntai adalah Masjid terbesar yang berada di Kota Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, Indonesia. Masjid yang didirikan pada permulaan abad ke-19 di Desa Pakacangan dan kemudian dipindahkan ke Amuntai pada tahun 1875 pada masa penjajahan Belanda sangatlah penting karena berhubungan dengan Perang Banjar pada tahun 1860.
Selain dijadikan sebagai tempat beribadah bagi ummat Islam, Pada masa penjajahan Belanda Masjid ini juga digunakan sebagai tempat perundingan rahasia untuk melemahkan Belanda.
Luas lahan masjid sekitar 125 × 125 meter, sedangkan luas bangunan 55 ×
55 meter dan tinggi sampai puncak 45 meter. Denah bangunan empat
persegi, menghadap ke barat. Di dalam ruangan terdapat tiang sokoguru,
mimbar, mihrab, dan lemari dinding. Pintu masuk terdapat pada keempat
sisi dan bagian atas pintu tersebut berbentuk lengkungan setengah
lingkaran. Lantai masjid dari ubin dengan tiang sokogurunya dari kayu ulin.
Pada dinding bagian atas terdapat jendela kaca dengan hiasan kayu di
tengahnya dan juga ada lubang angin. Atap Masjid Raya Amuntai merupakan
atap tumpang bertingkat dua dengan kubah pada bagian atasnya dan di
puncak kubah tersebut terdapat tiang dengan tulisan Arab (Allah). Di
sebelah barat (depan) terdapat penampil yang berfungsi sebagai mihrab,
berbentuk persegi panjang. Bagian luar atas berpelipit rata dan dinding
depan terbuat dari kaca yang dihiasi kayu serta tiang semu di tengahnya.
Atap mihrab berbentuk kubah dengan lubang angin empat persegi berderet
dua buah dan di puncaknya terdapat tiang dengan tiga bulatan (tusuk
sate). Di bagian luar masjid ada pelataran berukuran 13 × 17 meter
disemen
2. Candi Agung
Candi Agung adalah sebuah situs candi Hindu berukuran kecil yang terdapat di kawasan Sungai Malang, kecamatan Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan. Candi ini diperkirakan peninggalan Kerajaan Negara Dipa yang keberadaannya sezaman dengan Kerajaan Majapahit.
Candi Agung diperkirakan telah berusia 740 tahun. Bahan material Candi
Agung ini didominasi oleh batu dan kayu. Kondisinya masih sangat kokoh.
Di candi ini juga ditemukan beberapa benda peninggalan sejarah yang
usianya kira-kira sekitar 200 tahun SM. Batu yang digunakan untuk
mendirikan Candi ini pun masih terdapat di sana. Batunya sekilas mirip
sekali dengan batu bata merah. Namun bila disentuh terdapat
perbedaannya, lebih berat dan lebih kuat dari bata merah biasa. Batu
bata yang ditemukan berukuran besar mirip dengan batu bata yang juga
ditemukan situs candi Kayen di Dusun Buloh Desa Kayen di Jawa Tengah
3. Pasar Kerajinan
Produk kerajinan menjadi salah satu komoditas ekspor Kalsel yang
potensial dikembangkan, karena produk ini cukup diminati di pasar dunia
sehingga permintaannya cukup besar. Namun produk kerajinan hingga kini
masih belum mampu memenuhi permintaan pasar, akibat terkendala dengan
masalah desain, kualitas produk dan lainnya, termasuk kesulitan memenuhi
permintaan dalam jumlah besar.
4. Kerbau Rawa
Keunikan utama Danau Panggang
terletak pada peternakan kerbau rawanya. Kerbau-kerbau tersebut diternakkan
dengan melepas mereka ke Danau untuk berenang mencari makan eceng gondok (Eichornia crassipes). Rupa kerbau rawa
tidak jauh beda dengan kerbau yang hidup di darat. Tubuh kerbau rawa berwarna
abu-abu agak cokelat lantaran mereka tiap hari berendam di rawa berlumpur.
Kandang kerbau rawa terletak jauh di tengah Danau Panggang. Kandang-kandang
tersebut terbuat dari kayu. Para peternak menggembala kerbau rawa dari atas
jukung (sampan) yang dikayuh dengan bantuan galah. Kerbau rawa akan digiring
kembali ke kandang sekitar jam lima sore. Demi menggalakkan pariwisata, tiap 17
Agustus diadakan lomba berenang kerbau rawa di Danau Panggang. Kerbau rawa merupakan
tabungan/investasi bagi para peternak. Mereka biasa menjual sebagian kerbau
rawa mereka saat idul adha.
5. Makam Datu Kandang Haji
Salah satu tradisi warga Balangan pada saat lebaran adalah berziarah ke
makam Datuk Kandang Haji yang terdapat di Desa Teluk Bayur, Kecamatan
Juai.
Datu Kandang Haji adalah salah seorang dari dua orang datu (satunya lagi Datu Sanggul dibagian Selatan Banjarmasin, Tatakan Rantau dan sekitarnya) yang aktif berdakwah, mengajar masyarakat mengaji Alquran dan menghidupkan pelaksanaan shalat Jumat di bagian Utara Banjarmasin (Paringin dan sekitarnya). Beliau wafat dengan meninggalkan Alquran tulisan tangan, sepasang terompah, dan tongkat untuk berkhutbah. Makam beliau terletak di samping masjid yang didirikannya di Paringin (Kabupaten Balangan sekarang)”. Datu Kandang Haji hidup sezaman dengan Datu Sanggul (Rantau) yang wafat pada tahun 1772 M,
6. Gunung Batu Hantanung
GunungBatu Hantanung di Kecamatan Awayan Kabupaten Balangan, cukup populer sebagai
tujuan rekreasi bagi warga setempat. Wisata alam ini menawarkan keindahan khas
gunung batu lengkap dengan stalaktit dan stalaknitnya. Terletak di
Desa Sumsum sekitar 6 km dari ibukota kecamatan, selain Gunung Batu Hantanung,
sekitar 100 meter terdapat sebuah gunung yang bisa dinikmati dari atas
jembatan. Di bawahnya mengalir sungai dengan air bening berjeram. Panorama alam
sekitar gunung ini nampak asri, indah dan sejuk.
7. Danau Baruh Bahiru
Danau Baruh Bahiru Terletak di Desa Baruh Bahinu Dalam Kecamatan Paringin Selatan , kurang dari 10 Km Dari ibukota Kabupaten Balangan. Keindahan danau yang terhampar luas ditambah Suasana alam hutan disekitarnya memberikan rasa tenang bagi Anda yang Mengunjunginya. Wisatawan bisa juga menikmati keindahan danau dengan menggunakan rakit atau jukung
8. Monumen Tanjung Puri
Monumen Tanjung Puri atau yang lebih dikenal Tugu Obor dibangun pada masa pemerintahan bupati Dandung Suchrowardi
yang menjabat bupati Tabalong selama sepuluh tahun (1984 – 1994).
Monumen didesain oleh Yusni Antemas yang merupakan seorang sastrawan,
sejarawan, dan wartawan.
desain tugu tersebut untuk menegaskan kepada warga bahwa kabupaten
Tabalong memiliki kekayaan alam minyak bumi dan gas alam (migas).
Notabene memang sudah dieksploitasi sejak masa Kolonial Belanda di
Taanjung. Tugu Obor sebenarnya memiliki nama resmi Monumen Tanjung Puri
sebagaimana tertera di bagian bawah menara dengan hiasan 3 semboyan
yakni Kawa Baucap, Kawa Manggawi, Kawa Manyandang yang artinya mampu
berkata, mampu bekerja, dan mampu bertanggung jawab
9. Air Terjun Riam Mambanin
Obyek
wisata alam dengan Air Terjun Riam Mambanin setinggi sekitar 5 m, terletak di desa
Marindi Ke.Haruai Kabupaten Tabalong Kal-Sel,yang menjanjikan
kesejukan, kesegaran dan udara yang sehat dan deru air yang menyejukkan
hati.
sumber:indonesiatravel
0 komentar:
Berkomentarlah yang sopan
Sesuai dengan isi postingan dan tidak menyertakan link aktif !